Rabu, 29 Agustus 2012

Uniknya Becak di Tanjung Balai SUMUT

lapangan pasir Tanjung Balai

    Phew...setelah sekian lama saya tidak bercerita di blog ini, saya ingin bercerita kisah perjalanan saya bersama Ayahanda saya yang tercinta.

    Perjalanan kali ini saya mengunjungi tempat dimana ayah saya dibesarkan dan menjalani separuh hidup nya dari SD sampai SMA. Ayah saya dibesarkan di Kota Tanjung Balai yang terletak di pinggiran laut provinsi Sumatra Utara. kota yang dulu nya sempat dijuluki Kota Kerang dan Kota terpadat di Asia Tenggara tersebut pernah menjadi saksi bisu kerasnya jerih payah ayah ku untuk menuntut ilmu.

       Kota Tanjung Balai terletak di tepi Sungai Asahan dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Asahan. kota yang tergolong kecil ini berdekatan dengan laut yang dipenuhi kekayaan hasil laut yang sangat melimpah. Selain itu kota tersebut juga mempunyai pelabuhan yang bersejarah yang dulu mempunyai peran penting dalam perdagangan sejak zaman Hindia-Belanda. dan konon ayah saya pernah bercerita, dulu semasa ayah saya masih kecil ,kota tersebut penuh dengan barang barang import dari negara malaysia dan negara tetangga lain nya dengan jumlah yang sangat banyak dan harga yang relatif sangat murah.

      Di sepanjang perjalanan kereta api dari Medan - Tanjung Balai, Beliau tidak habis habis nya bercerita tentang kota  kerang tersebut. menurut cerita ayah saya kota Tanjung Balai selalu penuh dengan hasil alam bawah laut dan hasil yang paling mendominasi adalah kerang lautnya. sampai sampai saking banyaknya kerang laut tersebut setiap akhir tahun selalu diadakan pesta kerang di daerah tersebut.

       Sesampai di kota tersebut saya dan ayah saya melanjutkan perjalanan untuk mengunjungi rumah saudara ayah saya yang terletak agak jauh dari stasiun kereta api Kota Tanjung Balai. sedikit terhentak didalam hati saat saya melihat padatnya jalanan kota tersebut. kalau menurut taksiran saya ada sedikit nya 90% kendaraan becak bermotor mengisi setiap jalan besar kota tersebut dan lebih kaget nya saya hampir semua becak tersebut memiliki Sound system layaknya kendaraan mobil pada umumnya. belum lagi terkadang ada beberapa becak yang memiliki peralatan  Sound system yang sangat canggih seperti layak nya mobil mobil pada film To Fast To Furious : Tokyo drift film tentang balap mobil pada tahun 2007. kekagetan saya tidak hanya sampai disitu. untuk menikmati becak bermotor ternyata tidak memerlukan uang banyak, cukup dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 5.000,00 saya bisa menikmati perjalanan sejauh 1 Km, sungguh biaya yang cukup murah untuk menikmati kendaraan becak bermotor setaraf Provinsi Sumatra Utara.
Becak di  kota Tanjung Balai

       Lanjut lagi ke perjalanan. disepanjang perjalanan menuju ke rumah saudara ayah saya. kami sempat berjalan jalan dulu mengelilingi kota ini dan cerita dari ayah saya yang tidak kalah menarik nya ketika beliau menceritakan tentang lokasi yang menjadi pusat hiburan dan lokasi setiap ada kegiatan acara tahunan Kota Tanjung Balai, lokasi ini dinamakan Lapangan Pasir (Lapangan Sultan Abdul Jalil).Lapangan tersebut merupakan alun alun kota ini dan di lapangan ini berdiri tegak Podium yang ber-relief 'Cangkang kerang raksasa' yang merupakan simbol dan ikon kota Tanjung Balai. dari perkataan tukang becak yang mengantar kami, disaat malam hari lapangan pasir ini selalu dipenuhi dengan keramaian dan cahaya lampu kota yang menghiasi lapangan ini dan oleh sebab itu lapangan pasir ini tidak pernah sepi dari kunjungan orang.

         Setelah sampai di tempat tujuan, saya dan beliau langsung menemui keluarga ayah saya dan sempat berinteraksi dengan tetangga sekitar. Saat saya berinteraksi dengan warga sekitar saya menemukan beragam etnis daerah yang ada disini. mulai dari jawa, melayu, tionghoa dan sebagainya ada di kota ini. dan tak heran juga sampai bahasa yang ada disini juga campur campur, dalam satu kalimat terkadang saya jumpai berbagai kata dari berbagai jenis bahasa disini. dan ini menjadi ciri khas masyarakat Tanjung Balai sebagai masyarakat yang multietnis.

            Tidak terasa setelah jalan jalan dan berinteraksi dengan warga sekitar ,malam pun tiba. Saya dan beserta ayah saya beristirahat dengan menikmati sebuah air kelapa dan sepiring kerang rebus di dekat jembatan Sei Silau. disini kami menikmati indah nya malam Kota Tanjung Balai Sumatra Utara yang tenang, damai dan elok dinikmati bagi pecinta dunia Travellers.

        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar